Saturday 3 June 2017

BOLA BASKET TIGA LAWAN TIGA MENJADI ALTERNATIF

Bola Basket Tiga lawan Tiga sebagai Alternatif
REZA PAHLAVI - 00000012286

Zaman sudah merubah bola basket! Dari yang biasa bermain basket didalam gor atau lapangan basket sesungguhnya,sekarang bermain basket bisa dtengah pusat perbelanjaan dan gak perlu pusing bikin tim sendiri





Bola basket Tiga lawan tiga mungkin sudah mulai ramah terdengar nih oleh para anak muda di kota-kota besar dan salah satunya Kota tangerang ini. Mengapa? Karena sudah banyak sekali kompetisi bola basket tiga lawan tiga diselenggarakan di gor-gor sekitaran Tangerang Raya. Baik itu antar sekolah menengah pertama,sekolah menengah atas,para mahasiswa ataupun para pemain professional yang mengisi kekosongan di liga professional mereka. Kenapa basket tiga lawan tiga ini sangat digemari oleh anak-anak muda jaman sekarang? Karena menurut saya pribadi, peminat bola basket jauh lebih sedikit dibanding dengan peminat bola sepak. Apalagi dengan popularitas bola futsal yang semakin gencar diadakan di kota-kota besar. Maka dari itu,banyak anak-anak yang hobi terhadap bola basket,namun tidak dapat menyalurkan hobi mereka tersebut. Mereka tidak dapat menemukan wadah dimana ia bisa bermain basket tanpa harus memiliki club yang memiliki banyak pemain ataupun sekolah yang punya minat yang tinggi terhadap basket. Karena pada dasarnya,basket tiga lawan tiga ini dilakukan di pinggir jalan atau di halaman rumah yang tidak terlalu besar untuk mengisi kekosongan waktu oleh para remaja di amerika serikat sana. Dimana bola basket menjadi olahraga yang jauh lebih digemari dibanding dengan sepak bola apalagi futsal yang belum ada pada waktu itu.

Biasanya,acara basket tiga lawan tiga atau akrab dengan sapaan bola basket 3x3 ini hanya menjadi acara tambahan,tidak menjadi acara utama. Seperti turnamen-turnamen yang diadakan oleh sekolah menengah atas ini, mereka mengadakan kompetisi bola basket antar sekolah. Yang dimana artinya mereka bertanding bola basket atas nama sekolah mereka. Ya,jika sekolah mereka memiliki tim basket. Jika tidak? Untuk mengikuti turnamen bola basket konvensional atau lima lawan lima,setidaknya satu tim harus memiliki 5 orang pemain, jika hanya 5 pemain,maka mereka tidak memiliki pemain pengganti dan kesempatan untuk menjadi juara semakin lebih sedikit. Karena mereka tidak melakukan pertandingan dalam jangka sebentar. Sudah pasti turnamen berlangsung paling sedikit selama 10 hari atau lebih. Lalu pertanyaannya adalah, bagaimana kabar mereka yang tidak memiliki tim bola basket seperti yang seharusnya? Tentu. Mereka lebih memilih untuk mengikuti pertandingan tiga lawan tiga yang dimana tidak memerlukan banyak pemain dan durasi pertandingan juga tidak terlalu lama yang menyebabkan kelelahan para pemain. Maka sekarang-sekarang ini kompetisi 3x3 sudah mulai gencar dilaksanakan di banyak tempat di tangerang. Tetapi masih menjadi selingan atau acara tambahan si kompetisi basket konvensional.

Setelah kompetisi sudah marak dilaksanakan di tempat-tempat yang biasa seperti gedung olahraga atau GOR dan Alun-alun yang dimana menjadi tempat yang sudah biasa diadakan pertandingan atau hanya bermain basket secara santai,Saya mendapatkan info tentang kompetisi bola basket tiga lawan tiga ini yang diadakan di salah satu pusat perbelanjaan di Kota Tangerang yaitu Tangcity Mall . jadi,tangcity mall ini salah satu mal yang paling ramai dikunjungi oleh para pengunjung yang ingin berbelanja atau hanya ingin nongkrong di café-café yang tersedia di sekitaran tangcity mall ini sendiri.

Lalu,muncul pertanyaan,bagaimana bisa bermain basket di pusat perbelanjaan? Menurut mas Firman Dwipraja atau yang lebih senang dipanggil dengan P-man  sebagai nama panggung sewaktu masih aktif dalam kompetisi streetball beberapa dekade kebelakang ini “buat bikin kompetisi di area pusat perbelanjaan kaya gini yang pasti kita dari pihak penyelenggara harus punya lapangan basket portable sama ring basket yang portable dan yang pasti kita harus bekerja sama dengan pihak mall tersebut” lapangan dan ring basket juga dipasang pada tengah malam hingga menjelang subuh sebagai persiapan pertandingan di pagi hari. Malam hari dipilih karena menunggu para pengunjung sudah meninggalkan mal tersebut. Karena tempat untuk memasang lapangan tersebut dipakai sebagai tempat parkir mobil para pengunjung. Dari Empat kali diadakannya turnamen ini gak jarang juga para pengunjung yang baru meninggalkan tempat pada malam hari menanyakan apa yang sedang kita lakukan. Saya dan semua crew yang ada disana menjawab dengan senyum lebar karena ada perhatian dari para pengunjung bahwa kami sedang memasang lapangan untuk pertandingan keesokan harinya.  Untuk memasang lapangan basket yang hanya seukuran setengah lapangan basket sesungguhnya memerlukan sekitar 10 orang hingga 15 orang dengan durasi hampir 3 jam lamanya.

Sekitar jam 10 pagi, anak-anak dengan setelan anak basket sudah mulai berdatangan ke lapangan untuk mendaftarkan diri mereka di acara “WEEKEND 3X3 CHALLENGE”  yang akan di mulai pada pukul 11 siang hingga selesai. Anak-anak yang datang banyak berasal dari sekolah-sekolaj di tangerang karena letaknya yang tidak terlalu jauh.

Nah,event 3x3 ini diselenggarakan oleh komunitas basket Weekend. Yang membuat beda Weekend sendiri ini adalah mereka tidak ingin disebut sebagai Club basket, mereka lebih senang disebut sebagai komunitas,mengapa? Menurut P-man selaku ketua dari Komunitas Weekend “yang namanya club itu harus memiliki pemain-pemain yang berkualitas dan juga memenangkan pertandingan menjadi tujuan utama. Tetapi karena kita adalah komunitas,kami tidak mementingkan itu semua. Kami lebih mementingkan nilai kebersamaan dibanding kemenangan dalam sebuah pertandingan. Karena basket hanya menjadi hobi dari kita semua yang ada disini.”

Maka dari itu “WEEKEND 3X3 CHALLENGE” diadakan untuk anak-anak kelompok umur dibawah 18 tahun hingga 14 tahun kebawah yang dinamakan dengan WAYS atau disingkat sebagai Weekend Association Youth School. Nah, mayoritas anak WAYS ini libur sekolah di hari sabtu, maka mereka dengan antusias datang ke event 3x3 yang diadakan oleh para seniornya tersebut. Beberapa dari mereka terlihat masih malu-malu untuk bermain ditempat umum seperti itu. Beberapa juga yang terlihat malah ingin menunjukan kebolehannya dalam bermain basket. Mereka merasa ini adalah tempat ini cocok. Bisa dilihat oleh orang banyak. Kebanyakan sih bilangnya “Yaa,hitung-hitung buat latih mental” Memang benar,walaupun ini ditempat umum,tetapi mental yang dibutuhkan dalam pertandingan basket sesungguhnya,apalagi didalam gr yang disesaki oleh para penonton dari masing-masing tim membutuhkan mental yang jauh lebih besar. Belum lagi ditambah para penonton yang menyoraki pemain saat di lapangan. Sangat membuat grogi. “Dibanding bermain di tengah keramaian seperti ini,ini jauh lebih santai. Terlebih lagi,penonton hanya sebatas lewat dan tidak menyoraki kita di lapangan” ujar Alvin sebagai peserta yang berasal dari UNJ.


Didalam kompetisi ini,para pendaftar melakukan pemdaftaran atas namanya sendiri,bukan atas nama tim kalian,unik bukan. Mengapa begitu,karena bertujuan untuk mewadahi para pemain yang tidak memiliki tim,maka tim akan diundi secara acak oleh panitia dan disaksikan oleh para peserta,adil bukan. Karena didalam kompetisi ini terdapat umur yang beragam,maka ditentukan oleh panitia dalam satu tim terdiri dari 1 orang dewasa,1 anak SMA dan 2 orang anak SMP.

Ditengah siang bolong yang langsung berhadapan dengan langit biru,para pemain terlihat cukup serius dengan tatapan yang tajam dan keringat yang mengucur disekujur tubuh. Tidak sedikit juga mereka yang bermain dengan senang,karena menganggap acara ini bertujuan untuk mendapatkan kesenangan tersendiri dalam bermain basket ditengah-tengah keramaian pusat perbelanjaan.
Disela-sela pertandingan juga terdapat alunan musik hip-hop khas bola basket yang membuat suasana menjadi “basket banget”. Terlihat juga para peserta yang sedang menunggu giliran bermain lalu lalang di toko-toko terdekat hanya untuk membeli minuman ringan dan juga cemilan, dan ada juga yag sempat makan makanan berat yang seharusnya tidak dimakan pada saat pertandingan karena membuat badan menjadi berat saat bertanding.

Setelah hari mulai sore,perlahan-lahan awan mulai gelap dan terlihat seperti ingin mengeluarkan titik-titik air yang ada didalamnya. Hujan turun. Pertandingan pun dihentikan sementara, dan para panitia segera menutupi lapangan portable berwarna biru dongker itu pun ditutupi oleh banner salah satu calon walikota Kota tangerang yang ukurannya sangat besar hingga dapat menutupi hampir seluruh lapangan basket itu. Setelah hujan mulai reda dan akhirnya berhenti terlihat para peserta buru-buru untuk mengeringkan lapangan dengan beragam cara. Ada yang mengepel lapangan,ada yang mendorong air menggunakan dorongan air,ada juga yang melepas sepatu mereka dan dijadikan dorongan air. “iya kak,biar cepet kering lapangannya,biar saya juga bisa cepet main,kan sayang baru main sebentar” ujar rafly,pelajar smp.
Bagaimana bisa para peserta sampai segitunya dengan ikut membersihkan dan mengeringkan lapangan,padahal mereka bermain disitu pun bayar? Pertanyaan pun saya ucapkan kepada mas firman selaku ketua panitia. “ya memang itu tujuan kita,bagaimana caranya kita membuat pola piker mereka bahwa bermain basket itu menyenangkan dan walaupun tidak memiliki tim mereka tetap bisa merasakannya. Apalagi biaya yang mereka keluarkan tidak terlalu mahal. Hanya sepuluh ribu rupiah per anak” jawab mas firman dengan santai

Setelah acara ini selesai,anak-anak yang ingin melanjutkan basket mereka juga bisa langsung masuk kedalam sekolah basket WAYS. Jadi “WEEKEND 3X3 CHALLENGE”  ini juga bukan hanya ajang untuk kompetisi tiga lawan tiga. Tetapi ini juga sebagai ajang pencarian bakat bagi anak-anak yang ingin melanjutkan prestasi basketnya ketingkat yang lebih jauh.
Dan sebagai tambahan,Negara kita tercinta ini Negara Indonesia memang tidak terlalu terlihat dalam kompetisi bola basket baik itu di asia apalagi cakupan dunia. Tetapi lain halnya dengan timnas basket 3x3 Indonesia yang sudah beberapa kali mengikuti ajang 3x3 di tingkat dunia dan pernah menjuarai 3x3 di tingkat Asia. Bayangkan jika kalian menjadi bagian dari tim nasional Indonesia dan menyanyikan Indonesia raya di podium tertinggi. Betapa bangganya kalian. Dan betapa bangganya Negara ini terhadap dirimu..


Jadi,poin sesungguhnya adalah untuk kalian yang memiliki minat atau bakat yang tidak dapat kalian salurkan dalam bentuk tim yang membutuhkan cukup orang,kalian jangan pernah menyerah pasti semuanya memiliki alternative yang sesuai dengan minat atau bakat kalian semua. Misalnya basket yang sudah saya jelaskan diatas. Selain basket atau olahraga kalian yang tidak memiliki kemampuan bekerja-sama yang kurang atau tidak memiliki kolega yang mumpuni untuk menjalani suatu usaha atau membuat sebuah tim,maka kalian harus mencoba melakukan semuanya sendiri atau mencari alternative lain yang memiliki jumlah orang yang lebih sedikit. Harus tetap percaya diri dan pantang menyerah dan terus hargai proses karena proses tidak pernah megkhianati hasil.


No comments:

Post a Comment