Saturday, 3 June 2017

Jatuh Bangun Si Tunarungu


Jatuh Bangun Si Tunarungu

Annisa Vini Farabella 00000008953

tidak asing lagi jika mendengar kata pemangkas rambut. Profesi ini dapat digeluti oleh siapa pun sesuai dengan keterampilannya. Namun apa jadinya jika seorang tunarungu yang juga tunawicara dan tidak pernah menyentuh asuhan orangtua kandung itu dapat berprofesi menjadi pemangkas rambut berpenghasilan besar?

Abdul Malik atau biasa dipanggil Abdul adalah seorang pemangkas rambut tunarungu yang beralamat di Jalan Qadr Raya Nomor 33, Islamic Village, Kelapa Dua, Tangerang. Ia memulai karirnya sejak 2008. Ia memiliki kemampuan untuk memotong rambut secara otodidak tanpa diajari siapa pun, bakat alaminya tersebut Ia sadari ketika sering menolong teman-teman di sekitar tempat tinggalnya untuk memotong rambut. Sejak saat itu Ia memiliki inisiatif untuk membuka tempat pangkas rambut dengan menyewa sebuah tempat kecil dengan harga yang murah. Dari hasil kerjanya, Ia dapat mencicil sebuah motor dan membeli peralatan pangkas rambut yang lebih bagus. Bahkan Ia dapat membiayai seluruh kebutuhan keluarganya sampai sekarang. Tarif yang dipasang oleh Abdul termasuk murah, untuk dewasa Ia hargai Rp 15.000 dan untuk anak-anak dihargai Rp 10.000. pelanggan yang datang pun berbagai macam, dari kalangan bawah hingga kalangan atas. Tidak hanya pria, Abdul juga menerima pelanggan wanita untuk melakukan potong rambut.

salah satu pelanggan setianya bernama Rohadi mengatakan tidak menyangka akan bertemu dengan tukang pangkas rambut yang bisu dan tuli. "Awalnya ragu tapi akhirnya nyoba,".Sejak itu, Ia percaya dengan kemampuan Abdul memangkas rambut. Hasil cukuran rambut Abdul tidak mengecewakan karena hasilnya bagus. Bahkan menurutnya, Abdul itu multitalent. Tidak hanya bisa memangkas rambut, Abdul juga memiliki tangan yang lihai dalam memijat. Tidak disangka pula Abdul pun pernah terlihat sedang merakit - rakit barang di tempat dia biasa memangkas rambut. Kalau memotong rambut sendiri, Abdul tidak pernah minta tolong kepada siapa pun. Ia bisa memotong rambutnya sendiri dengan mengandalkan dua cermin yang Ia letakan di bagian depan dan belakang kepalanya.

Pria kelahiran Tangerang tersebut tidak pernah menyentuh pendidikan sejak kecil, namun Ia bisa berkomunikasi dengan gayanya sendiri. Walau pun sedikit membingungkan bagi orang-orang yang baru pertama kali mengenal Abdul. pada hari Abdul dilahirkan, hidup keluarganya biasa saja. Namun sejak ibu kandung Abdul mengetahui kondisi kekurangannya yang tidak dapat mendengar dan berbiacara, ia ditinggal ibunya karena tidak mau mengurusi lagi. Ayahnya pun menikah lagi dan tidak bawa abdul. Sejak saat itu Abdul hidup ke sana ke mari. saudara - saudara kandungnya pun seperti tidak perduli kepadanya. Paman Ha Nawawi dan Bibi Mariam adalah satu-satunya tempat Abdul untuk pulang. Sebenarnya Abdul memiliki beberapa kakak kandung tapi mereka seakan tidak perduli kepada adiknya. Makan, istirahat, dan sakit pun Abdul pasti pergi ke rumah Bibi Mariam. Abdul merupakan salah satu keponakan karena ibu kandung Abdul adalah adik dari Bibi Mariam. Pada 1990an, ibu kandung Abdul meninggal dunia. Ketika itu, Abdul sempat cek ke rumah sakit namun meurut dokter tindakan itu sudah terlambat untuk menjalani perawatan karena adanya selip urat saraf di bagian pendengaran.


Rumah Bibi Mariam terletak di daerah Kampung Asam  atau lebih tepatnya di jalan Ki Asum 1. Abdul tidur terpisah dari rumah bibinya karena keterbatasan kamar. Dia tidur di salah satu kamar kontrakan milik pamannya. Jalannya tidak besar, hanya muat untuk dua motor lewat. Banyak hewan-hewan berkeliaran di sana, seperti ayam, bebek, angsa, kambing, dan kucing yang berkeliaran. Untuk menuju kamar kontrakan abdul, jalan yang harus dilewati lebih kecil lagi, hanya cukup untuk satu motor lalu lalang. Kamarnya berderet horizontal dengan bentuk pintu berwarna hijau lumut yang sama di setiap kamarnya. Tirai sederhana berwarna senada pun turut menghiasi kamar Abdul yang temboknya putih polos. Hanya ruangan 2 x 3 meter persegi dengan kamar mandi di dalam. Kamar mandinya pun tidak memiliki pintu, hanya di sekat oleh tembok yang juga tidak menutupi sampai langit-lngit kamar. 

Sebelum memulai karirnya sebagai pemangkas rambut, Abdul pernah diajak kerja oleh temannya sebagai tukang angkat-angkat koper dan barang bawaan artis-artis Indonesia. bahkan Abdul pernah dipercaya untuk menjadi salah satu tukang foto saat acara-acara besar beberapa artis, seperti Taufik Savalas, Chrisye, Desi Ratna Sari, Sherina, dan Band Slank. Sejak saat itu Abdul punya banyak koleksi foto-foto artis pada zaman dulu dan sering berfoto dengan artis yang dibingkai di dinding kamar tapi dicopot oleh pemilik kontrakan sebelumnya dan tidak tahu keberadaannya sekarang.


Dulu Abdul pernah ingin dijodohin dengan anak perempuan dari Pak Lurah di daerah Legok. Namun rencana itu batal karena Abdul menolaknya. Kondisi anak perempuan tersebut sama seperti Abdul, sama - sama tunarungu, namun perbedaannya perempuan tersebut mengemban pendidikan sampai kuliah. kondisi itu membuat Abdul merasa rendah karena tidak bisa membaca dan menulis. Keluarga dari anak perempuan sempat datang ke rumah, merayu Abdul dan keluarga agar mau menerima rencana perjodohan dengan alasan supaya ada yang mengurusin dan pihak keluarga perempuan menjamin usaha Abdul akan dibiayai oleh keluarganya tapi abdul tetap menolak dan akhirnya perjodohan dibatalkan.

Alhamdulillah, dibalik kekurangannya, Abdul merupakan sosok yang humble. Laki-laki atau perempuan banyak yang mengenal Abdul. Entah di Legok, Gading Serpong, Curug Sangereng, atau di Perum pasti ada saja yang menyapa Abdul. Pernah Paman Ha Nawawi kaget ketika mengetahui Abdul diajak main oleh komunitas motor vespa untuk ikut kumpul malam - malam sambil minum wedang jahe. Kadang Paman Ha Nawawi takut kalau Abdul di bawa ke tempat bahaya dan diberi minum - minuman keras.

Salah satu teman dekat Abdul adalah Arrad, yang sudah mengenal Abdul sejak ia sendiri baru masuk SMA pada tahun 2004 dan harus menyewa kamar kost karena jarak rumahnya yang jauh dengan sekolah yang ia masuki. Awalnya Arrad sempat bingung bagaimana cara berkomunikasi dengan Abdul. Ia juga tidak menyangka Abdul yang seorang tunarungu memiliki bakat dalam dirinya menjadi pemangkas rambut. sejak beberapa bulan mengenal Abdul, pertemanan mereka semakin akrab, Arrad sering membantu Abdul, seperti saat Abdul ingin membeli sepeda motor dan ketika Abdul ingin mengambil uang di tabungan yang sudah dibuatkan oleh orangtua asuhnya

sejak Abdul memiliki penghasilan sendiri dan dapat membeli kendaraan, kakak - kakak kandungnya mulai datang menghampiri dan berusaha akrab. Kebaikan Abdul dimanfaatkan oleh mereka dengan sering meminjam barang - barang yang dimiliki abdul, terutama motor. Abdul pernah membeli dua motor dari uang hasil menabung beli sendiri pertama Yamaha Jupiter dan Supra Fit. kedua motor itu sering dipinjam oleh kakak - kakaknya. Pernah pada suatu hari, secara diam - diam kedua motor Abdul dijual oleh kakaknya. kejadian itu membuat Abdul sedih dan paman Ha Nawawi memberi peringatan keras kepada kakak - kakaknya. 

Walau memiliki keterbatasan, Abdul tetap ingin melaksanakan kewajiban untuk  beribadah shalat lima waktu dna puasa layaknya orang normal seperti yang lainnya. Ibadah yang dilakukan Abdul bukan seperti orang lain pada umumnya tapi dengan cara Abdul sendiri. Pernah berpikir bahwa hidup ini tidak adil, Abdul merasa iri melihat orang lain dapat mendengar dan berbicara. Namun, akhirnya Abdul sudah ikhlas menerima kekurangannya ini, karena menurutnya ini sudah merupakan takdir dari Tuhan Yang Maha Esa.

No comments:

Post a Comment