Friday, 2 June 2017

Dulu & Sekarang Stadion Benteng Tangerang



Dulu dan Sekarang, Stadion Benteng Tangerang

(Albert Christian / 00000010644) 



GOL.. GOL.. GOL! Teriak para supporter Persita Tangerang saat tim kebanggannya mencetak gol ke gawang lawannya pada ajang Indonesia Super League (ISL) 2010 berlangsung. Euforia itu sangat terasa special karena La Viola (Julukan Fans Persita) selalu setia dan memenuhi Stadion yang berkapasitas sebanyak 20.000 penonton tersebut.  Apalagi jika Persita meraih kemenangan di kandang mereka sendiri yakni Stadion Benteng, La Viola turun kejalanan Kota Tangerang untuk merayakan kemenangan tim kebanggaan mereka itu. 

Hal yang sama terjadi jika, Tim asal Kota Tangerang lainnya yakni Persikota Tangerang juga bermain di Stadion yang sama, Stadion Benteng. Para Benteng Mania (Julukan Fans Persikota) memang memiliki jumlah massa yang lebih sedikit dibandingkan La Viola, Namun untuk masalah kesetiaan, para Benteng Mania tidak perlu diragukan lagi.

Duel tim Kota Tangerang antara Persita Tangerang dan Persikota Tangerang, adalah pertandingan yang selalu ditunggu-tunggu bagi pecinta sepakbola Indonesia. Tensi panas, adu mulut antar kedua kesebelasan menjadi hal yang sangat biasa dirasakan jika kedua tim ini bentrok di Stadion Benteng , Tangerang. Namun,pertandingan antar kedua tim ini adalah sesuatu yang sangat tidak diharapkan bagi masyarakat Kota Tangerang sendiri. Mengapa? Ya jelas alasannya. Kedua tim tersebut layaknya kakak dan adik yang tak pernah akur satu sama lain. Bukan hanya di bangku penonton saja, cekcok kedua pendukung berlangsung, namun hingga di sekitar jalanan Kota Tangerang. Tawuran, aksi pukul satu sama lain menjadi pandangan yang biasa bagi masyarakat Tangerang, jika kedua tim ini bertemu.

Salah satu faktor mengapa pendukung kedua kesebelasan selalu bentrok jika kedua tim bertemu, adalah karena faktor markas mereka satu, yakni hanya Stadion Benteng. Hal ini memang menjadi masalah yang sangat klasik dirasakan kedua tim ini saat kedua tim tersebut bermain di kasta yang sama yakni Liga Super Indonesia. Sengketa tanah yang tidak jelas, apakah punya Kota Tangerang atau Kabupaten Tangerang menjadi hal yang selalu menjadi sorotan. 

Nasib sial dialami kedua tim asal Kota Tangerang ini sebelum Liga Indonesia pada Tahun 2013-2014 dimulai. Kedua tim dilarang menggunakan Stadion ini kembali oleh kepolisain setempat karena seringnya tawuran terjadi antar kedua belah supporter. Selain itu ada satu hal lain yang melatarbelakangi mengapa Stadion ini juga tidak layak dipakai kembali . apa itu ? Karena menurut PSSI Stadion Benteng sudah tidak layak dan tidak memenuhi standart nasional PSSI sebagai Stadion yang digunakan para peserta klub Indonesia. Sontak hal ini menjadi hal yang baru bagi kedua tim. Selain harus mencari Stadion cadangan untuk menggelar pertandingan, baik Persita maupun Persikota diwajibkan untuk membenahi Stadion Benteng Tangerang. Selain itu juga, hukuman FIFA terhadap Indonesia yaitu PSSI yang dibekukan dan Timnas Indonesia dilarang mengadakan pertandingan secara professional selama dua tahun dari 2014-2016 juga menambah kenangan pahit bagi Persita Tangerang dan Stadion Benteng itu sendiri.

Itu singkat cerita, mengapa kini Stadion Benteng tidak digunakan kembali oleh Persita Tangerang maupun Persikota Tangerang. Beberapa tahun sudah tidak digunakan untuk pertandingan professional, kini stadion Benteng terlihat sangat tidak terawatt kondisinya. Hanya menjadi tempat tinggal para pemulung dan tempat tinggal para pengamen, praktis kini stadion tersebut tampak sudah tidak diperhatikan lebih oleh Pemerintah. Menurut pandangan orang yang memang dapat dibilang sesepuhnya Stadion Benteng, ia sedikit menceritakan ‘busuknya’ pemerintah yang selalu mempermasalahkan tanah Stadion ini. Ia mengatakan memang belum jelas, siapa pemilik tanah stadion Benteng ini sendiri, apakah memang Pemerintah Kota atau Pemerintah Kabupaten Tangerang, itu masih menjadi tanda tanya besar bagi sesepuh Stadion Benteng tersebut. “Ya kalau memang sudah jelas permasalahannya apa, tolong diselesaikanlah, jangan egois, bukan kepentingan pemerintah saja yang dikedepankan tapi apa ada Pemerintah memperhatikan kami sebagai masyarakat yang membutuhkan sesuap nasi dari hal ini” itu cuitan dari sesepuh Stadion Benteng itu sendiri.


Balik lagi kepada kondisi isi Stadion yang kondisi nya sudah sangat tidak manusiawi jika dilihat dengan mata kepala sendiri. Pertama kondisi tampak depan stadion yang layaknya seperti gedung tua peninggalan zaman Belanda yang tak diurus lagi, dinding kusam dipenuhi dengan lumut hijau yang mengelilingi sekitaran dinding mungkin sedikit gambaran tampak depan Stadion Benteng Tangerang. Lalu jika dilihat dari tampak akses menuju ke Lapangan, itu lebih buruk lagi. Contoh kecilnya saja, akses tangga menuju ruang VIP yang memang dikhususkan bagi para tamu undangan yang diundang hadir jika ada pertandingan penting, kondisinya sangat menyedihkan. Bau, penuh kotoran baik hewan maupun manusia menjadi gambaran kecil betapa tidak terawatnya Stadion ini. Pintu yang digunakan sebagai jembatan orang masuk dan orang keluar, kini digunakan para pemulung untuk menaruh tempat mereka hidup seperti, kasur, baju bekas, bahkan sampah makanan sehabis ia makan pun ada disitu. Jika masuk menuju ke lapangan utama, yang dilihat dengan mata kepala sendiri bukan rumput yang bagus dan bagus untuk dimainkan sepakbola, namun yang dilihat adalah kondisi rumput yang sangat tidak dirawat, rumput liar nan tinggi yang berada di tempat orang duduk. Lalu, ruang ganti pemain yang seharusnya dibuat senyaman mungkin, justru kini beralih fungsi menjadi gudang para pemulung yang sedang mengumpulkan bahan temuannya di gudang tersebut.

Itu merupakan gambaran sedikit bagaimana kondisi sebenarnya Stadion Benteng saat ini, dulu dipuja-puja, kini hanya menjadi bahan olok-olokan. Adapun sedikit kutipan perbincangan dengan salah satu pedagang yang dari tahun 1997 telah berdagang minuman dari era Galatama hingga Indonesia Super League. “Wah, dulu mah bos, apa-apa gampang, jualan abis terus, kalau ga ada tanding pun supporter tuh suka banget ngumpul di tempat ini (Stadion Benteng), padahal kadang cuman liat tim Persita latihan ringan gitu aja bos, omset sehari bisa lah buat hidup satu minggu lebih kalo jaman dulu.. beda sama lima tahun terakhir bos, buat hidup aja susah, kadang buat makan sehari-hari aja gakcukup” kata pedagang tersebut. Dari kutipan perbincangan saya dengan pedagang itu dapat disimpulkan kalau sepakbola bukan hanya tentang kedua kesebelasan bertanding di lapangan untuk mencari kemenangan. Tapi, banyak aspek yang diuntungkan dengan sepakbola, berbagai kalangan, profesi dan lain hal bergantung dengan sepakbola. Banyak, bukan hanya si pedangang minuman saja, misal penjual souvenir dan baju sepakbola misalnya, entah kemana ia mencari uang jika tidak dari berjualan hal tersebut. 

Kabar terakhir dari pengurus harian Stadion Benteng, bahwa kini Stadion Benteng memang sudah tidak berjalan sesuai operasional, Tapi masih ada kegiatan seperti latihan ringan dari tim akademi Persita Tangerang pada pagi hari, itupun jarang sekali kegiatannya. Lalu kabar baiknya, kini Persita Tangerang terus merintis mulai dari nol lagi seperti layaknya membentuk tim baru. Sudah ada Stadion yang dipersiapkan Pemerintah bagi tim kesayangan Kota Tangerang yakni Persita Tangerang, tempatnya adalah di daerah Legok, Karawaci, Tangerang Selatan. Stadion tersebut sudah berstandar nasional bahkan akan dibuat berstandar internasional. Hal ini justru akan membawa dampak positif, bukan hanya dari aspek Persita Tangerang, namun bagi persepakbolaan tanah air. 


Stadion Benteng sendiri memiliki kenangan yang begitu indah, khususnya bagi Persita Tangerang. Nama-nama pesepakbola tenar pernah mengisi slot pemain di kubu Persita Tangerang, Nama-nama seperti Cucu Hidayat, Tema Mursadad, Firman Utina hingga Christian Carrasco merupakan nama yang sudah tak asing lagi dalam dunia sepakbola. Kini Stadion Benteng telah menjadi kenangan bagi semua pecinta sepakbola Indonesia, bahwa dulu ada Stadion yang bernama Stadion Benteng Tangerang.

No comments:

Post a Comment